Pages

Wednesday, November 4, 2015

PEMIKIRAN ISLAM TENTANG MODERAT



 PEMIKIRAN ISLAM TENTANG MODERAT
Pendahuluan
Slogan kembali kepada cara hidup Islam sering berkumandang di dunia Islam. Umat Islam yang dahulunya telah tertipu dengan slogan-slogan Barat yang mengatas namakan kemajuan telah mulai beralih arah, kalau dulu mereka tersesat jauh dibawa badai Kapitalisme dan Sosialisme kini mereka mulai menyadari bahwa untuk kemajuan duniawi dan ukhrawi mereka perlu kembali ke pangkal jalan, yaitu Islam moderat. Sebagai sebuah gerakan, Islam moderat memiliki kiprah yang cukup panjang di Indonesia.
Menguatnya peran Islam di Indonesia sejak abad ke-14 M, terutama pasca berdirinya Kerajaan Samudera Pasai dan Demak, diyakini oleh para sejarawan, tidak merusak identitas lokal. Bahkan konversi penduduk lokal kedalam agama Islam tidak menyebabkan mereka menanggalkan tradisi lokal. Padahal dua kerajaan itu berdiri di daerah pesisir, di mana pengaruh penguasa-penguasa lokal tidak kuat. Logikanya, semakin kecil pengaruh kekuasaan lokal, maka semakin besar kemungkinan tercabutnya tradisi lokal dalam proses konversi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal Islam yang tumbuh di Indonesia memiliki karakter yang moderat. Istilah moderat dalam konteks ini dapat didefinisikan toleran dan simpatik. Sebuah bentuk keberagamaan yang menghormati identitas kebudayaan dan tradisi.
Istilah moderat memang tidak digunakan secara tegas. Ini mencerminkan bahwa istilah moderat dimaksudkan sebagai watak keislaman yang apresiatif dan sejalan dengan lokalitas dan modernitas. Di sinilah justru munculnya perdebatan, sejauh mana kekhasan Islam moderat yang diusung oleh CMM (Center for Moderate Moslem) dalam konstalasi gerakan Islam moderat di Indonesia? Dan siapa aktor-aktor Islam moderat itu?

Pengertian.
Akhir-akhir ini seperti sudah menjadi keharusan opini di berbagai media massa, bahwa di zaman globalisasi, corak keislaman yang ‘baik’ adalah menjadi muslim yang moderat. Dengan kata lain, bukan menjadi muslim yang liberal atau yang radikal. Istilah “moderat” ini dimunculkan dan dipopulerkan oleh berbagai kalangan, baik Cendikiawan, kepala Negara/pemerintahan muslim, atau Tokoh-tokoh agama. Apakah sebenarnya makna “Islam moderat”, yang kadang-kadang disamakan dengan istilah ummatan wasat.a?
Kata moderat asalnya dari bahasa Inggris moderate artinya mengambil sikap tengah: Tidak berlebih-lebihan pada satu posisi tertentu, ia berada pada titik sikap yang tegak lurus dengan kebenaran.[1]
Sedangkan dalam agama Islam istilah moderat didefinisikan sebagai ummatan wasat.an (umat pertengahan) dan mempunyai lebih dari satu makna tetapi saling mendukung, yaitu:
1.        Tawassut., berada pada posisi tengah antara dua sisi yang berseberangan.
2.        Mulazamatu al-‘adli wa al-i’tidal, yaitu mempertahankan keseimbangan dan sikap yang proporsional.
3.        Afdhaliyah/khairiyah, yaitu memiliki sikap dan posisi yang afdhal, tidak menegasikan sama sekali pendapat-pendapat yang berlawanan tetapi mengambil sisi positif atau keunggulan dari semuanya.
4.        Istiqamah ‘ala al-T.ariq, yaitu konsisten di jalan yang lurus karena posisi tengah memberikan kestabilan dan kemantapan.
Hal ini dikuatkan dengan firman Allah dalam Alquran yang berbunyi
Artinya: Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan (pertengahan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.[2]

Karakter-karakter dasar pemikiran Islam moderat.
Konsep “Islam moderat” pada dasarnya hanyalah sebatas tawaran yang semata-mata ingin membantu masyarakat pada umumnya dalam memahami Islam. Bersikap moderat dalam ber-Islam bukanlah suatu hal yang menyimpang dalam ajaran Islam, karena hal ini dapat ditemukan rujukannya, baik dalam Alquran, Hadis, maupun perilaku manusia dalam sejarah.
Ada beberapa ciri mendasar dari Islam moderat yang menjadi landasan pengambilan sikap mereka dalam kehidupan:
1.      Pemikiran Islam moderat tidak menjadikan akal sebagai hakim sebagai pengambil keputusan akhir jika apa yang menjadi keputusan itu berseberangan dengan nash dan pada saat yang sama dia tidak menafikan akal untuk bisa memahami nash.
2.      Pemikiran Islam moderat memiliki sikap luwes dalam beragama. Tidak keras dan tidak kaku dalam sesuatu yang bersifat juz’i namun pada saat yang sama tidak menggampangkan sesuatu yang bersifat ushul (fundamental) sehingga dilanggar rambu-rambunya.
3.      Pemikiran Islam moderat tidak akan pernah mengkuduskan turats (khazanah pemikiran lama) jika sudah jelas-jelas ada kekurangannya namun pada saat yang sama tidak pernah meremehkannya jika di dalamnya ada keindahan-keindahan hidayah.
4.      Pemikiran Islam moderat merupakan pertengahan di antara kalangan filsafat idealis yang hampir-hampir tidak bersentuhan dengan realitas dan jauh dari sikap pragmatis yang sama sekali tidak memiliki idealisme.
5.      Pemikiran Islam moderat adalah sikap pertengahan antara filsafat liberal yang membuka kran kebebasan tanpa batas kepada setiap individu walaupun mengorbankan kepentingan masyarakat dan jauh dari sikap over-sosial dengan mengorbankan sama sekali kepentingan individu.
6.      Pemikiran Islam moderat bersikap lentur dan senantiasa adaptatif dalam sarana namun tetap kokoh dan ajeg sepanjang menyangkut masalah prinsip dan dasar.
7.      Pemikiran Islam moderat tidak pernah melakukan tajdid dan ijtihad dalam hal-hal yang bersifat pokok dan jelas dalam agama dan merupakan masalah-masalah qath’i, dan pada saat yang sama tidak setuju dengan sikap taklid berlebihan sehingga menutup pintu ijtihad walaupun masalahnya adalah masalah kontemporer yang sama sekali tidak terlintas dalam benak ulama-ulama terdahulu.
8.      Pemikiran Islam moderat tidak pernah meremehkan nash dengan dalih maksud-maksud syariah (maqashid syariah) dan pada saat yang sama tidak mengabaikan maksud syariah dengan dalih menjaga nash.
9.      Pemikiran Islam moderat menentang sikap keterbukaan tanpa batas dan ketertutupan tanpa batas.
10.  Pemikiran Islam moderat mencela pemujaan organisasi yang unlimited sehingga menjadi laksana berhala dan mencela sikap seseorang yang tidak mengindahkan cara hidup terorganisir.
11.  Islam moderat berbeda dengan sikap orang-orang yang hanya mendengungkan universalisme tanpa melihat kondisi dan keadaan setempat dan cara berpikiran yang sangat lokal sehingga tidak bisa menjalin hubungan dengan gerakan-gerakan Islam lokal.
12.  Islam moderat tidak berlebihan dalam mengharamkan sesuatu sehingga seakan-akan di dunia ini tidak ada yang lain kecuali yang haram saja dan tidak berani menghalalkan sesuatu yang jelas haram hingga seakan-akan di dunia ini tidak ada yang haram.
13.  Mazhab pemikiran moderat akan terbuka terhadap peradaban manapun namun akan senantiasa mampu mempertahankan jati dirinya tanpa mengalami erosi orisinalitasnya.
14.  Pemikiran Islam moderat mampu mengadopsi pemikiran manapun dan bahkan mampu mengembangkannya sepanjang tidak berlawanan dengan nash yang sharih (jelas).
15.  Pemikiran Islam moderat berada diantara liberalisme mutlak dan kejumudan mutlak. Berada diantara al-ifrath dan tafrith.
Pendekatan pemikiran di atas akan mampu:
1.      Menggabungkan antara yang salaf dengan tajdid
2.      Menyeimbangkan antara yang tsawabit dengan yang mutagayyirat
3.      Berhati-hati dengan segala sesuatu yang berbau status quo
4.      Memahami Islam secara menyeluruh dan konprehensif. 

Dalil-dalil tentang Moderasi
Dalam Alquran dan Hadis terdapat sederet dalil yang mengemuka untuk menjelaskan wasat.iyah, yaitu:
 ŸArtinya: Wahai ahlu al-Kitab, janganlah berlebihan dalam agamamu.

Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim Rasulullah saw. bersabda:
إِذَا أَمَّ أَحَدُكُمُ النَّاسَ، فَلْيُخَفِّفْ، فَإِنَّ فِيهِمُ الصَّغِيرَ، وَالْكَبِيرَ، وَالضَّعِيفَ، وَالْمَرِيضَ، فَإِذَا صَلَّى وَحْدَهُ فَلْيُصَلِّ كَيْفَ شَاءَ
Artinya: Jika salah seorang di antara kamu mengimami orang-orang, maka hendakny ia meringankan shalatnya karena di tengah-tengah mereka kemungkinan ada anak yang masih kecil (berusia muda), berusia lanjut (orang tua), orang yang lemah, orang yang sakit. Namun jika ia shalat sendirian silahkan ia memanjangkan shalatnya menurut yang ia kehendaki. (H.R. Muslim)
Dalam Hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim Rasulullah saw. bersabda:
سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا
Artinya: Hendaklah kamu berlaku lurus, bersikap menengah dan memberi kegembiraan.
Dari dalil-dalil di atas dapat dipahami bahwa bersikap Moderat (pertengahan) merupakan sebuah anjuran bagi setiap Muslim dalam setiap melakukan suatu perbuatan.

Doktrin/Ajaran dan pemahaman yang diyakininya.
Dalam Islam, rujukan beragama adalah Alquran dan Hadis, namun fenomena menunjukkan bahwa wajah Islam adalah banyak. Ada berbagai golongan Islam yang terkadang mempunyai ciri khas sendiri-sendiri dalam praktek dan amaliah keagamaan. Tampaknya perbedaan itu sudah menjadi kewajaran, sunatullah, dan bahkan suatu rahmat. Quraish Shihab mencatat, bahwa:
“keanekaragaman dalam kehidupan merupakan keniscayaan yang dikehendaki Alah. Termasuk dalam hal ini perbedaan dan keanekaragaman pendapat dalam bidang ilmiah, bahkan keanekaragaman tanggapan manusia menyangkut kebenaran kitab-kitab suci, penafsiran kandungannya, serta bentuk pengamalannya”.
Para pemikir barat secara umum memiliki kriteria yang hampir seragam tentang muslim yang dikategorikan moderat. Daniel Pipes misalnya mengungkap sejumlah karakter muslim moderat antara lain: mengakui adanya persamaan hak-hak sipil antara muslim dan non muslim; membolehkan seorang muslim berpindah agama; membolehkan wanita muslim menikahi pria non-muslim; menerima dan setia pada hukum pemerintahan non-muslim; berpihak pada hukum sekuler ketika terdapat pertentangan dengan budaya Islam.
John Esposito, menyatakan perbedaan signifikan antara radikal dan muslim moderat adalah kelompok radikal merasa bahwa Barat mengancam mereka dan berupaya mengontrol pandangan hidup mereka. Sementara kelompok moderat sangat bersemangat membangun hubungan dengan barat melalui pembangunan ekonomi.
Robert Spencer, analis Islam terkemuka di AS juga menyebut kriteria seseorang yang dianggap sebagai muslim moderat antara lain: menolak pemberlakuan hukum Islam kepada non muslim, meninggalkan keinginan untuk menggantikan konstitusi dengan hukum Islam, menolak kewajiban untuk menarik pajak berdasarkan agama (jizyah) terhadap non-muslim (QS. At-Taubah/9:29), menolak supremasi Islam atas agama lain termasuk perintah untuk memerangi orang-orang Yahudi dan Nasrahi hingga mereka tunduk (QS. At-Taubah/9:2), menolak aturan bahwa seorang muslim yang beralih pada agama lain atau tidak beragama harus dibunuh, mendorong kaum muslim untuk menghilangkan larangan nikah beda agama termasuk sanksi yang membolehkan suami memukul istri (QS. An-Nisaa’/4:34).
Muslim moderat sendiri bagi sejumlah pemikir Barat dipandang sangat cocok untuk hidup damai dengan seluruh orang di dunia. Sementara muslim radikal sangat berbahaya karena bermaksud menyingkirkan barat dan memperoleh kembali kejayaan Islam yang telah hilang.
Moderatisme Islam terbentuk dengan landasan yang jelas dan pasti. Doktrin moderatisme Islam perpaduan antara akal dan wahyu, jasmani dan rohani, keadilan dan kesejahteraan. Dengan demikian, moderatisme Islam sangat spesifik yang tidak dimiliki agama lain. Moderatisme dalam dunia Barat tidak sama dengan di Islam. Dunia Barat maju namun lebih mengunggulkan rasionalitas atau akal. Karena itu, kemajuan Barat tinggal menunggu waktu kehancuran karena landasannya yang tidak kuat. Berbeda dengan Islam yang memadukan akal dan wahyu, Islam dapat maju kalau kedua hal itu diberdayakan secara maksimal.
Dunia Islam memiliki kemampuan dan potensi sumber daya alam luar biasa. Ada minyak, gas bumi, biji besi, potasium, ada mineral, dan lainnya. Dalam setiap harta benda itu terdapat zakat yang harus dikeluarkan. Kalau dalam Islam yang moderat, kita bisa membuat dana sosial yang bersifat abadi yang bisa digunakan untuk pembangunan dan bisa membebaskan kita dari jeratan IMF dan Bank Dunia. Ini adalah konsep moderatisme Islam tentang harta.
Islam moderat merupakan pandangan keagamaan yang mempunyai akar historis sejak deklarasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kelapangdadaan dan keterbukaan sejumlah tokoh muslim untuk menerima Pancasila sebagai dasar bernegara dan berbangsa merupakan ijtihad politik yang paling bermakna bagi perjalanan Islam di kemudian hari.
Pada tahapan ini, Islam dikontekstualisasikan dan diharapkan dapat memberi dorongan moral bagi perubahan sosial. Pandangan seperti ini, bukan pandangan yang serta-merta, tetapi hasil refleksi teologis dari hadist Nabi saw, “Mencintai Tanah Air adalah salah satu keimanan”.
Islam moderat berpandangan, keterlibatan agama secara praktis ke dalam negara hanya akan memandulkan nilai luhur yang terkandung dalam agama, karena agama akan menjadi ajang politisasi dan kontestasi. Karena itu, fungsi agama yang tepat adalah kontrol dan pendorong perubahan sosial, bukan formalisasi yang bersifat kaku. Namun yang menjadi tantangan Islam moderat di masa mendatang adalah situasi global yang kian tidak menentu serta menampakkan hegemoni yang memungkinkan munculnya resistensi kultural yang bersifat radikal dan anarkis, selain kebijakan politik nasional yang tidak memihak kaum lemah. Hal-hal seperti ini akan turut menghambat kampanye Islam moderat di Tanah Air.
Kelompok Islam moderat yang terbesar di Indonesia adalah Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, karena keduanya diproses melalui cara di dalam negeri (Indonesia). Apabila saat ini terdapat gerakan ekstrim yang memperkenalkan Islam dengan wajah kekerasan itu terjadi pada era reformasi, karena sebelumnya kita tidak pernah mendengar ada bom dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya. Dengan demikian ekstrimitas yang berwatak agama ini merupakan hal yang baru bukan orisinil dari pemikiran Islam Indonesia.



a.       Muhammadiyah
Nama Muhammadiyah mengandung pengertian sebagai sekelompok orang yang berusaha mengidentifikasikan dirinya atau membangsakan dirinya sebagai pengikut, penerus dan pelanjut perjuangan dakwah Rasulullah Saw dalam mengembangkan tata kehidupan masyarakat. Dengan demikian Muhammadiyah dimaksudkan sebagai organisasi yang gerak perjuangannya ditujukan untuk mengembangkan suatu tata kehidupan masyarakat sebagaimana dikehendaki Islam. Usaha-usaha dilakukan berdasarkan pola dasar yang telah dicontohkan Rasulullah Muhammad saw.
Menurut Muhammadiyah, Islam yang murni adalah keyakinan dan amal keagamaan yang hanya berdasarkan Alquran dan sunnah nabi Muhammad saw. Terhadap hal-hal yang tidak disebutkan di dalam dua sumber tersebut, digunakan ijtihad untuk menemukan ketentuan hukumnya. Antara lain dengan qiyas. Bagi Muhammadiyah qiyas bukan sebagai sumber hukum, melainkan sebagai salah satu metode ijtihad. Penggunaan metode ijtihad tersebut mengindikasikan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang menggunakan akal kritis yang sejalan dengan jiwa Islam.

b.      Nahdatul Ulama (NU)
Doktrin paham Nahdhatul Ulama sebenarnya mengakar pada tradisi pemikiran Islam klasik yang berkembang pada masa tabi'uttabi’in. Doktrin atau paham tersebut adalah Ahlussunah waljama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah (tawassuth) antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum ekstem naqli (skripturalis).
Dari paham keagamaan NU di atas, dapat dipahami karakteristik tradisi keagamaan NU adalah pertama, tawassuth dan i’tidal yaitu sikap tengah yang berintikan prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan bersikap adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama. Kedua, tasamuh yaitu sikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dalm soal keagamaan, terutama hal-hal furu’ atau khilafiah, dan dalam masalah sosial dan kebudayaan. Ketiga, tawazun yaitu sikap seimbang dalam berkhidmat kepada Allah swt, manusia, lingkungan, dan menyelaraskan kepentingan masa lalu, kini dan mendatang. Keempat, amr’ ma’ruf nahi munkar yaitu sikap peka untuk mendorong perbuatan baik dan menolak serta mencegah hal yang merendahkan kehidupan.
Sama halnya dengan Muhammadiyah, menurut Syafi’i Ma’arif, hasil putusan bahtsul masail diniyah dalam NU tidak selalu mengikat warga Nahdiyyin. Terkadang dalam tubuh NU terjadi perbedaan dalam menyikapi berbagai persoalan keagamaan yang terdapat dalam masyakarat. K.H. Wahab Hasbullah dan K.H. Bisri Syamsuri juga sering berbeda pendapat.

Tokoh-Tokohnya

  1. Muhammad Qurais Shihab
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, MA dilahirkan di Rappang, Sulawesi Selatan, tepatnya pada tanggal 16 Pebruari 1944. Pendidikan dasar dia selesaikan di Ujung Pandang sedangkan pendidikan menengahnya di Malang sambil nyantri di Pesantren Dar al-Hadits al-Fiqhiyyah. Gelar S1 (Lc), magister dan doktor diperolehnya dari Universitas al-Azhar, Kairo.
Tokoh yang masih aktif menulis ini terkesan berpikiran moderat dan berbeda dengan rekan-rekan yang satu almamater dengannya. Diduga kuat, pemikiran moderat Quraish Shihab ini karena dipengaruhi oleh Syaikh Muhammad Abduh yaitu tokoh yang menjadi sentral kajiannya. Selain itu, tokoh-tokoh tafsir yang membentuk pola pikirnya adalah al-Biqa’i, Ibn ‘Asyur dan al-Thabathaba’i.
Pengaruh tokoh-tokoh ini dapat dilihat dari banyaknya pendapat mereka yang dikutip oleh Quraish Shihab di dalam tafsirnya al-Mishbah. Bahkan kadang-kadang sebagian orang merasa kesulitan memilah antara pemikirannya dengan pemikiran tokoh-tokoh di atas. Meskipun demikian, ciri khas kepribadian Indonesia tetap kelihatan di dalam tafsir al-Mishbah ini.

  1. H. M. Arsyad Thalib Lubis
Nama lengkapnya Muhammad Arsyad Thalib Lubis, ia dilahirkan di Stabat, kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada bulan Ramadhan 1326 H/Oktober 1908 M.
Karena keilmuannya yang mendalam, Arsyad Thalib Lubis digelar “Syeikh”. Ia sering dipanggil Syeikh Muhammad Arsyad Thalib Lubis. Ulama yang satu ini memang mumpuni dalam berbagai cabang ilmu-ilmu Islam, seperti: Tauhid (Aqidah), Fiqh, Ushul Fiqh, Hadis, Sejarah, dan Kristologi. Tapi, keahliannya di bidang Kristologi lebih melambungkan namanya sebagai “kristolog besar” dari Sumatera.
Dalam bidang aqidah, Syekh Arsyad dikenal sebagai sosok pengajar Tauhid yang mumpuni di UNIVA (Universitas Al-Washliyah), Sumatera Utara. Dalam bidang hadis, ia menulis buku Musthalah Hadits dan mengajarkan al-kutub al-sittah. Dan dalam bidang sejarah, ia menulis buku Sirah Nabawiyah. Meskipun seluruh cabang ilmu tersebut dipelajari secara tradisional (nyantri, mondok), di wilayah Sumatera Utara. Pada periode 1917-1930, ia pernah berguru kepada Syeikh Hasan Maksum di Medan untuk memperdalam ilmu: Tafsir, Hadis, Fiqh, dan Ushul Fiqh.
Setelah sekian lama mengemban misi dakwah Islam, Arsyad Thalib Lubis menghadap Allah pada 25 Jumadil Awwal 1392 H/6 Juli 1972 M. Kini, bumi Sumatera Utara menunggu penerus jejak kristolog kharismatis yang tak kenal lelah dalam menggali ilmu dan berdakwah ini.
 Penutup
Fakta moderasi Islam itu dibentuk oleh pergulatan sejarah Islam Indonesia yang cukup panjang. Muhammadiyah dan NU adalah dua organisasi Islam yang sudah malang-melintang dalam memperjuangkan bentuk-bentuk moderasi Islam, baik lewat institusi pendidikan yang mereka kelola maupun kiprah sosial-politik-keagamaan yang dimainkan. Oleh karena itu, kedua organisasi ini patut disebut sebagai dua institusi civil society yang amat penting bagi proses moderasi negeri ini. Muhammadiyah dan NU merupakan dua organisasi sosial-keagamaan yang berperan aktif dalam merawat dan menguatkan jaringan dan institusi-insitusi penyangga moderasi Islam, bahkan menjadikan Indonesia sebagai proyek percontohan toleransi bagi dunia luar.
Negara kita dihuni oleh penganut agama Islam moderat terbanyak di dunia. Hal ini menjadi salah satu potensi yang mampu meningkatkan bargaining power dengan negara lain serta dalam pentas diplomasi global. Islam Moderat Indonesia, memiliki konsep yang lebih maju sehingga memungkinkan untuk memberi kontribusi bagi perdamaian timur tengah juga konflik lain-lainnya dan isu demokratisasi di beberapa negara Muslim. Istilah Islam moderat sebenarnya terbawa oleh konstalasi sosial politik. Dengan demikian pembagian Islam menjadi moderat, liberal, fundamental dan ekstrim itu juga tidak lepas dari penilaian yang berbeda-beda. Sebenarnya NU sendiri tidak menggunakan lebel Islam moderat sejak awal, yang kita gunakan adalah Islam Rahmatan lil Alamin dan itu memang istilah yang ada pada Islam sendiri dan kemudian orang menyebutnya moderat.
 
Daftar Pustaka
Ali, A. Mukti. The Muhammadiyah Movement: A Biblio Graphical Introduction. Montreal: McGill University, 1975.
Arifin, MT. Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah dalam Pendidikan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,1987.
Aziz, Abdul, dkk. Gerakan Islam Kontemporer di Indonesia. Jakarta: Pustaka Firdaus. Cet. IV, 1996.
Danel Pipes, Finding Moderate Muslims-More Questions. www.danielpipes.org.
John L. Esposito & Dalia Mogahed, What makes a Muslim radical? Source: Foreign Policy, November 2006.
John L. Esposito & Dalia Mogahed, What makes a Muslim radical? Source: Foreign Policy, November 2006.
Lawrence Auster, The Search for Moderate Islam, January 28, 2005.
M Echol dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia Jakarta: Gramedia, 2003.
Mulkhan, Abdul Munir. Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.
Nata, Abuddin. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Pasha, Musthafa Kamal & Ahmad Adaby Darban. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dalam Perspektif Historis dan Ideologis. Yogyakarta: LPPI, Pustaka Pelajar. cet. III, 2003.
_____________, Matahari-matahari Muhammadiyah. Yogyakarta: Pembaharuan, t.t.
Satori Ismail, Ahmad, Islam Moderat: Menebar Islam Rahmatan Lil Alamin Jakarta: Pustaka Ikadi, 2007.
Sairin, Weinata. Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995.
Salam, Yunus. Riwayat K.H.A. Dahlan; Amal dan Perjuangannya. Jakarta: Majelis Pengajaran Muhammadiyah, 1968.
Siddik, Dja’far. Pendidikan Muhammadiyah: Perspektif Ilmu Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media, 2007.
Soewarno, M. Margono Poespo. Aktualisasi Pendidikan Kemuhammadiyahan dan Islam. Yogyakarta: Free-Line, © 2003.
Shihab, Alwi. Islam Inklusif: Menuju Sikap terbuka dalam beragama. Bandung: Mizan. Cet. V. 1999.
Shihab, M. Quraish. Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2007.


 Lihat Jhon M Echol dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2003), h. 384.
Q.S. Al-Baqarah/2: 143.
                 Ahmad Satori Ismail, Islam Moderat: Menebar Islam Rahmatan Lil Alamin (Jakarta: Pustaka Ikadi, 2007), h. 15-16.
Ibid., h. 16-17.
                 Q.S. Al-Maaidah/5: 77.
                Muslim, Shahih Muslim (Istambul: Daar Sahnun, 1992), dalam Al-Maktabah Al-Syamilah ver.2.11 [CD ROM]. www.shamela.ws, 1427 H), juz 1, h. 341.
                Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Istambul: Daar Sahnun, 1992), dalam Al-Maktabah Al-Syamilah ver.2.11 [CD ROM]. www.shamela.ws, 1427 H), juz 8, h. 98. Lihat juga Muslim, Shahih Muslim (Istambul: Daar Sahnun, 1992), dalam Al-Maktabah Al-Syamilah ver.2.11 [CD ROM]. www.shamela.ws, 1427 H), juz 4, h. 2171.
                M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007), h.52.
Lawrence Auster, The Search for Moderate Islam, January 28, 2005.
 John L. Esposito & Dalia Mogahed, What makes a Muslim radical? Source: Foreign Policy, November 2006.
Lihat Danel Pipes, Finding Moderate Muslims - More Questions.
Lawrence Auster, The Search for Moderate Islam, January 28, 2005.
Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 4.
 M. Djindar Tamimy, Pokok-Pokok Pengertian Tentang Agama Islam (Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 1981), h. 5-6.
 Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Majlis Tarjih, Himpunan Putusan Tarjih (Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, t,t.), h.278.
 Ahmad Azhar Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman: Seputar Filsafat, Hukum, Politik dan Ekonomi (Bandung: Mizan, 1993), h. 279.
 M. Margono, Aktualisasi Pendidikan Kemuhammadiyahan dan Islam (Yogyakarta: Free Line, 2003), h. 18.
 Mujamil Qomar, NU "Liberal" Dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke  Universalisme Islam (Bandung: Penerbit Mizan, t.t.), h. 27.
 Siddiq, Pedoman, h.38-39.
 PBNU, Kembali ke Khittah 1926 (Bandung: Risalah, 1985), h. 119.
 A. Syafi’i Ma’arif, ”Mengikis Perbedaan, Menyuburkan Kebersamaan (Sebuah Pengantar),” dalam Ma’mun Murod al-Barbasy, et. al. (ed.), Muhammadiyah–NU Mendayung Ukhuwah di Tengah Perbedaan (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004), h. iv.

2 komentar:

Unknown said...

UNDANGAN GUBENUR MILITER KHILAFAH ISLAM
PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM WILAYAH ASIA TENGGARA
NEGARA KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

Untuk Wali Wali Allah dimana saja kalian berada
Sekarang keluarlah, Hunuslah Pedang dan Asahlah Tajam-Tajam

Api Jihad Fisabilillah Akhir Zaman telah kami kobarkan
Panji-Panji Perang Nabimu sudah kami kibarkan
Arasy KeagunganMu sudah bergetar Hebat Ya Allah,

Wahai Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
hamba memohon kepadaMu keluarkan para Muqarrabin bersama kami

Allahumma a’izzal islam wal muslim wa adzillas syirka wal musyrikin wa dammir a’da aka a’da addin wa iradaka suui ‘alaihim yaa Robbal ‘alamin.

Wahai ALLAH muliakanlah islam dan Kaum Muslimin, hinakan dan rendahkanlah kesyirikan dan pelaku kemusyrikan dan hancurkanlah musuh-mu dan musuh agama-mu dengan keburukan wahai RABB
semesta alam.

Allahumma ‘adzdzibil kafarotalladzina yashudduna ‘ansabilika, wa yukadzdzibuna min rusulika wa yuqotiluna min awliyaika.

Wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. orang-oramg kafir yang telah menghalang-halangi kami dari jalan-Mu, yang telah mendustakan-Mu dan telah membunuh Para Wali-Mu, Para Kekasih-Mu

Allahumma farriq jam’ahum wa syattit syamlahum wa zilzal aqdamahum wa bilkhusus min yahuud wa syarikatihim innaka ‘ala kulli syaiin qodir.

Wahai ALLAH pecah belahlah, hancur leburkanlah kelompok mereka, porak porandakanlah mereka dan goncangkanlah kedudukan mereka, goncangkanlah hati hati mereka terlebih khusus dari orang-orang yahudi dan sekutu-sekutu mereka. sesungguhnya ENGKAU Maha Berkuasa.

Allahumma shuril islam wal ikhwana wal mujahidina fii kulli makan yaa rabbal ‘alamin.

Wahai ALLAH tolonglah Islam dan saudara kami dan Para Mujahid dimana saja mereka berada wahai RABB Semesta Alam.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin

Wahai Wali-wali Allah Kemarilah, Datanglah dan Berkujunglah dan bergabunglah bersama kami kami Ahlul Baitmu

Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien ini sampai hari kiamat, Kami akan bawa anda untuk mengikuti jejak langkah penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.

Hai kaumku ikutilah aku, aku akan menunjukan kepadamu jalan yang benar (QS. Al-Mu'min :38)

Wahai para Ikwan Akhir Zaman, Khilafah Islam sedang membutuhkan
para Mujahid Tangguh untuk persiapan tempur menjelang Tegaknya Khilafah yang dijanjikan.

Mari Bertempur dan Berjihad dalam Naungan Pemerintah Khilafah Islam, berpalinglah dari Nasionalisme (kemusyrikan)

Masukan Kode yang sesuai dengan Bakat Karunia Allah yang Antum miliki.

301. Pasukan Bendera Hitam
Batalion Pembunuh Thogut / Tokoh-tokoh Politik Musuh Islam

302. Pasukan Bendera Hitam Batalion Serbu
- ahli segala macam pertempuran
- ahli Membunuh secara cepat
- ahli Bela diri jarak dekat
- Ahli Perang Geriliya Kota dan Pegunungan

303. Pasukan Bendera Hitam Batalion Misi Pasukan Rahasia
- Ahli Pelakukan pengintaian Jarak Dekat / Jauh
- Ahli Pembuat BOM / Racun
- Ahli Sandera
- Ahli Sabotase

304. Pasukan Bendera Hitam
Batalion Elit Garda Tentara Khilafah Islam

305. Pasukan Bendera Hitam Batalion Pasukan Rahasia Cyber Death
- ahli linux kernel, bahasa C, Javascript
- Ahli Gelombang Mikro / Spektrum
- Ahli enkripsi cryptographi
- Ahli Satelit / Nuklir
- Ahli Pembuat infra merah / Radar
- Ahli Membuat Virus Death
- Ahli infiltrasi Sistem Pakar

email : angsahitam@inbox.com
masukan dalam email kode yang dikehendaki
misalnya 301 : (untuk batalion pembunuhh Thogut / tokoh-politik)


Disebarluaskan
MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG
PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

Fata At Tamimi
angsaputih@inbox.com

Unknown said...

WILAYAH KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

Bismillahir Rahmanir Rahiim

MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
MENERBITKAN SURAT SECARA RESMI
NOMOR : 1436H-RAJAB-02

PETA ASAL WILAYAH
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

Maha Suci Allah yang di tangan-Nya Kekuasaaan Pemerintahan atas segala
sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala Kerajaan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu,
Wahai Rabb Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi maupun Kerajaan yang Ada
diantara Keduanya, Sesunggunya Engkau Maha Kuasa atas Segala Sesuatu yang Engkau Kehendaki.

Wahai Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Hamba memohon Ampun dan Kasih Sayang-Mu,
Kami Hamba-Mu yang Dhoif Mohon Izin untuk melakukan Ijtihad Syiasah

Allaahumma sholli alaa Muhammad wa alaa aali Muhammad kamaa shol
laita alaa aali Ibroohiim ,
wa baarik alaa Muhammad wa alaa aali Muhammad kamaa baarokta alaa aali
Ibroohiim fil aalamiina innaka hamiidum majiid.

Pada Hari Ini Hari Isnain 1 Rajab 1436H
1. Kami sampaikan Kabar Gembira bahwa Asal Mula wilayah
Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu adalah dari Sabang hingga
Maurake

2. Wilayah Negeri dari Sabang hingga Mauroke yang dihuni oleh Umat
Islam yang Sholeh-sholeh kami beri Namanya sesuai dengan Hadist
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam Menjadi Wilayah Negeri Syam.

3. Peta Wilayah Indonesia Kami Hapus diganti dengan Nama Wilayah Syam (Negeri
Ummat Islam Akhir Zaman)

4. RI bubar dan Hilang, Berganti Nama Organisasi Penyamun Indonesia (OPI)

Kepada para Alim Ulama cerdik cendikia Islam, Mari bersama-sama kita
tegakkan Islam dan menjadikan AlQuran dan As Sunnah Rasulullah SAW
menjadi satu-satunya sumber hukum yang berkuasa di Wilayah Syam.

Umat Islam tidak layak untuk hidup tentram di-RI,
RI adalah bagian dari Negara Zionis Internasional, Negara Dajjal.

Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah (Melayu) menghimbau melalui
Aqidah Islam bahwa Semua Negara binaan Dajjal adalah Jibti dan Thagut
yang harus dihancurkan, bukan menjadikannya tempat bernaung dan merasa
hidup tentram di dalamnya sampai akhir hayat.

Akhir Zaman adalah Masa-nya seluruh umat islam harus berperang melawan
Zionis Internasional yang di Komandoi Israel. Waktu akan kian mendekat
Maka Umat Islam secara terpaksa atau secara ikhlas menjadi dua
gelombang besar wala kepada Zionis atau wala kepada Islam.

Bila Umat Islam yang berada di Wilayah Negeri Syam ridha pasrah dan
tunduk dibawah Tekanan OPI (organisasi Penyamun Indonesia), maka
bersiaplah menjadi negeri yang mengerikan.

Dan betapa banyak penduduk negeri yang mendurhakai perintah Tuhan
mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan
hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.
(Qs. At-Thalaq :8)

Dan demikianlah Kami jadikan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat
yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan
mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka
tidak menyadarinya. (Qs. Al-an am : 123)

Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-
negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat
pedih lagi keras. (Qs. Huud:102)

Dan berapa banyak penduduk negeri yang zalim yang teIah Kami
binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain sebagai
penggantinya. (Qs. Al-Anbiyaa:11)


Hai orang-orang beriman, perangilah orang-orang Kafir (OPI) yang ada
disekitar kamu, hendaklah mereka merasakan keganasan darimu,
ketahuilah Allah bersama orang-orang yang bertaqwa (Qs. At-Taubah:123)

..dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta
orang-orang yang bertakwa. (Qs. At-Taubah:36)

PANGLIMA PERANG PASUKAN KOMANDO PANJI HITAM
Kolonel Militer Syuaib Bin Sholeh
angsahitam@inbox.com

Post a Comment