Pages

Wednesday, September 21, 2016

Khutbah Idul Adha: Qurban dan Pengorbanan



QURBAN DAN PENGORBANAN
“UPAYA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT”
Oleh: H. Edi Sucipno, MA

الله اكبر الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله  الله اكبر  الله اكبر ولله الحمد . الله اكبر كبير ا والحمد لله كثيرا وسبحان الله  بكرة واصيلا,  لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده وهزم الاحزاب وحده, لا اله الا الله ولا نعبدالا اياه مخلصين له الدين ولو كره  الكا فرون  ولو كره المشركون  ولو كره المنا فقون. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْن اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Rahimakumullah.

Pada hari ini tanggal 10 Dzulhijjah 1437 H, umat Islam di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan Takbir, Tahlil dan Tahmid membesarkan lafadz asma Allah, dengan riang gembira dan berbahagia. Bergembira karena sebahagian umat Islam telah mendapat kesempatan menjadi tamunya Allah (duyufurrahman)  untuk melaksanakan ibadah haji di Makah, sementara kita yang di tanah air. Hari ini serentak secara menyeluruh melaksanakan shalat idul adha’. Kegembiraan itu direfleksikan dengan syukur dan mengagungkan asma Allah. Allahu akbar 3 x

Spirit Allahu Akbar mengajarkan umat Islam bahwa hidup di dunia ini hanya untuk Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Janganlah kita mempertuhankan harta, jabatan, kedudukan, martabat, kehormatan dan popularitas, karena semua itu akan membawa kepada kesenangan sesaat dan kesengsaraan yang abadi. Agar bahagia, kuncinya adalah Laa Ilaha Illallah. Selain Allah adalah makhluk. Tidak akan ada yang membawa mudharat kecuali tanpa ijin-Nya. Allah Swt berfirman dalam al-qur’an surah al-an’am [6]: 162-163,

ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ   Ÿw y7ƒÎŽŸ° ¼çms9 ( y7Ï9ºxÎ/ur ßNöÏBé& O$tRr&ur ãA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$# ÇÊÏÌÈ  
Artinya:
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Yang Dirahmati Allah Swt.

Qurban sebagai simbol pengorbanan seorang hamba kepada Allah Swt, sekaligus bentuk ketaatan dan rasa syukur atas nikmat kehidupan yang diberikan kepada hamba-Nya. Sebagaimana  firman Allah Swt di dalam al-qur’an surah al-Kautsar [108]:1-3
!$¯RÎ) š»oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ   Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ   žcÎ) št¥ÏR$x© uqèd çŽtIö/F{$# ÇÌÈ  
Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.

Jika kita maknai hubungan antara rasa syukur atas nikmat kehidupan dengan berqurban dapat dilihat dari dua sisi.

Pertama, bahwa penyembelihan binatang tersebut merupakan sarana memperluas hubungan baik terhadap kerabat, tetangga, tamu dan saudara sesama muslim bahkan syiar bagi kaum non muslim. Semua itu merupakan wujud kegembiraan dan rasa syukur atas nikmat Allah Swt kepada manusia, dan inilah bentuk pengungkapan nikmat yang dianjurkan dalam Islam:
$¨Br&ur ÏpyJ÷èÏZÎ/ y7În/u ô^ÏdyÛsù ÇÊÊÈ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)” QS. Ad-Dhuhaa [93]: 11.
Kedua, sebagai bentuk pembenaran terhadap apa yang datang dari Allah Swt, karena Allah menciptakan binatang ternak itu adalah nikmat yang diperuntukkan bagi manusia, dan mengizinkan manusia untuk menyembelih binatang ternak tersebut sebagai makanan bagi mereka. Bahkan penyembelihan ini merupakan salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah Swt, sesuai arti kata qurban yakni qorib, yang artinya dekat atau pendekatan.
Berqurban merupakan ibadah yang paling dicintai Allah Swt di hari Nahr, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dari ‘Aisyah RA. bahwa Nabi SAW bersabda:
“Tidaklah anak Adam beramal di hari Nahr yang paling dicintai Allah melebihi menumpahkan darah (berqurban). Qurban itu akan datang di hari kiamat dengan tanduk, bulu dan kukunya. Dan sesungguhnya darah akan cepat sampai di suatu tempat sebelum darah tersebut menetes ke bumi. Maka perbaikilah jiwa dengan berqurban”.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Yang Dirahmati Allah Swt.
Kata qurban yang kita pahami, berasal dari bahasa Arab, artinya pendekatan diri, sedangkan maksudnya adalah menyembelih binatang ternak sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah. Arti ini dikenal dalam istilah Islam sebagai udhiyah. Udhiyah secara bahasa mengandung dua pengertian, yaitu kambing yang disembelih waktu Dhuha dan seterusnya, dan kambing yang disembelih di hari ‘Idul Adha. Adapun makna secara istilah, yaitu binatang ternak yang disembelih di hari-hari Nahr dengan niat mendekatkan diri (taqarruban) kepada Allah dengan syarat-syarat tertentu.
Sesuatu yang perlu diperhatikan bagi umat Islam adalah bahwa berqurban (udhiyah), qurban (taqarrub) dan berkorban (tadhiyah), ketiganya memiliki titik persamaan dan perbedaan. Qurban (taqarrub), yaitu upaya seorang muslim melakukan pendekatan diri kepada Allah dengan amal ibadah baik yang diwajibkan maupun yang disunnahkan. Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah berfirman (dalam hadits Qudsi): “Siapa yang memerangi kekasih-Ku, niscaya Aku telah umumkan perang padanya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku (taqarrub) dengan sesuatu yang paling Aku cintai, dengan sesuatu yang Aku wajibkan. Dan jika hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan yang sunnah, maka Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya dimana ia mendengar, menjadi penglihatannya dimana ia melihat, tangannya dimana ia memukul dan kakinya, dimana ia berjalan. Jika ia meminta, niscaya Aku beri dan jika ia minta perlindungan, maka Aku lindungi” (HR Bukhari).
Berqurban (udhiyah) adalah salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah dengan mengorbankan sebagian kecil hartanya, untuk dibelikan binatang ternak. Menyembelih binatang tersebut dengan persyaratan yang sudah ditentukan. Sedangkan berkorban (tadhiyah) mempunyai arti yang lebih luas yaitu berkorban dengan harta, jiwa, pikiran dan apa saja untuk tegaknya Islam.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Yang Dirahmati Allah Swt.
Dalam suasana dimana umat Islam di Indonesia sedang mengalami beberapa musibah, dan mereka banyak yang menjadi korban. Maka musibah ini harus menjadi pelajaran berarti bagi umat Islam. Apakah musibah ini disebabkan karena mereka menjauhi Allah Swt dan menjauhi ajaran-Nya? Yang pasti, musibah ini harus lebih mendekatkan umat Islam kepada Allah (taqqarub ilallah). Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan yang tidak tertimpa musibah ini dituntut untuk memberikan kepeduliannya dengan cara berkorban dan memberikan bantuan kepada mereka yang terkena musibah. Dan di antara bentuk pendekatan diri kepada Allah dan bentuk pengorbanan kita dengan melakukan qurban penyembelihan sapi dan kambing pada hari Raya ‘Idul Adha dan Hari Tasyrik.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Yang Dirahmati Allah Swt.
Kita tahu bahwa sejarah berawalnya perintah qurban itu sudah ada sejak Nabi Adam as dan berlanjut pada Nabi Ibrahim as dengan putranya Ismail as, hal ini dikisahkan Allah Swt dalam al-qur’an surah al-Shaffat [37]: ayat 102-111:
$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ   !$£Jn=sù $yJn=ór& ¼ã&©#s?ur ÈûüÎ7yfù=Ï9 ÇÊÉÌÈ   çm»oY÷ƒy»tRur br& ÞOŠÏdºtö/Î*¯»tƒ ÇÊÉÍÈ   ôs% |Mø%£|¹ !$tƒöä9$# 4 $¯RÎ) y7Ï9ºxx. ÌøgwU tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÉÎÈ   žcÎ) #x»yd uqçlm; (#às¯»n=t7ø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÊÉÏÈ   çm»oY÷ƒysùur ?xö/ÉÎ/ 5OŠÏàtã ÇÊÉÐÈ   $oYø.ts?ur Ïmøn=tã Îû tûï̍ÅzFy$# ÇÊÉÑÈ   íN»n=y #n?tã zOŠÏdºtö/Î) ÇÊÉÒÈ   y7Ï9ºxx. ÌøgwU tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÊÉÈ   ¼çm¯RÎ) ô`ÏB $tRÏŠ$t6Ïã šúüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÊÊÊÈ  
Artinya:
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Berdasarkan ayat tersebut di atas, orang-orang yang berqurban selain berupaya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, juga akan mendapatkan hikmah dan pesan spiritual yang terkandung dalam ibadah qurban di antaranya:
1.        Terbangun perilaku dan sikap yang demokratis serta terbuka untuk menerima pendapat, hal ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail, dimana seorang ayah kendati punya hak untuk menentukan nasib anaknya.
2.        Lahirnya sikap kepatuhan rela bekorban dan dikorbankan, karena semata-mata mematuhi perintah Allah Swt.
3.        Menunjukkan keberhasilan kedua orang tua (Ibrahim dan Siti Hajar), terutama seorang ibu dalam mendidik anaknya menjadi anak yang taat dan saleh.
4.        Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yakni melalui qurban,  manusia harus mampu menghilangkan sifat-sifat kebinatangan yang ada dalam dirinya.
5.        Mengajarkan pentingnya semangat berkurban atau mau member sesuatu yang bernilai bagi orang lain untuk kesejahteraan umat.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Yang Dirahmati Allah Swt.
Betapa mulia dan banyaknya hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah qurban, akan tetapi tidak sedikit pula umat Islam yang enggan bahkan tidak mau sama sekali berkurban. Hal ini kita lihat dari rasio perbandingan antara jumlah kepala keluarga atau masyarakat pada setiap desa/kelurahan, tidak sebanding dengan jumlah hewan yang dikurbankan.  Padahal Allah dan Rasul sudah memberikan teguran keras tentang dampak/akibat orang-orang yang mampu tapi tidak berkurban di antaranya: Allah membenci dan bahkan memutus nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita (lihat QS. al-Kautsar ayat 3), dan juga dalam hadis Rasulullah Saw menegur dengan bunyi:
من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلانا
“Siapa yang memiliki kelapangan dan tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).
Dari ayat dan hadis tersebut di atas diharapkan kita umat Islam terbangun kesadaran untuk mau berkurban, karena ibadah kurban adalah wujud nyata dari bentuk pengabdian kita kepada Allah Swt, sekaligus upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengambil hati dan simpati dari Allah lewat perintah-Nya kita kerjakan dan larangan-Nya kita tinggalkan, akan datang rasa ingin mengembangkan sikap kemanusiaan, rela berkurban untuk kebaikan dan senantiasa peduli terhadap nasib orang-orang yang kurang beruntung. Demikian khutbah ini disampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua