QURBAN
DAN PENGORBANAN
“UPAYA
MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT”
Oleh: H. Edi Sucipno, MA
الله اكبر الله اكبر الله اكبر لا اله الا الله
الله اكبر الله اكبر ولله الحمد . الله اكبر كبير ا والحمد لله كثيرا وسبحان
الله بكرة واصيلا, لا اله الا الله وحده صدق وعده ونصر عبده واعز جنده
وهزم الاحزاب وحده, لا اله الا الله ولا نعبدالا اياه مخلصين له الدين ولو
كره الكا فرون ولو كره المشركون ولو كره المنا فقون. اشهد ان لا
اله الا الله وحده لا شريك
اَلْحَمْدُ لِلّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ
إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ
الدِّيْن اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ
اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at Rahimakumullah.
Pada hari ini
tanggal 10 Dzulhijjah 1437 H, umat Islam di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan Takbir, Tahlil dan Tahmid membesarkan lafadz asma Allah, dengan
riang gembira dan berbahagia. Bergembira karena sebahagian umat Islam telah mendapat
kesempatan menjadi tamunya Allah (duyufurrahman)
untuk melaksanakan ibadah haji di Makah,
sementara kita yang di tanah air. Hari ini serentak secara menyeluruh
melaksanakan shalat idul adha’. Kegembiraan itu direfleksikan dengan syukur dan
mengagungkan asma Allah. Allahu akbar 3 x
Spirit Allahu
Akbar mengajarkan umat Islam bahwa hidup di dunia ini hanya untuk Allah yang
Maha Besar dan Maha Kuasa. Janganlah kita mempertuhankan harta, jabatan,
kedudukan, martabat, kehormatan dan popularitas, karena semua itu akan membawa
kepada kesenangan sesaat dan kesengsaraan yang abadi. Agar bahagia, kuncinya
adalah Laa Ilaha Illallah. Selain Allah adalah makhluk. Tidak akan ada yang
membawa mudharat kecuali tanpa ijin-Nya. Allah Swt berfirman dalam al-qur’an
surah al-an’am [6]: 162-163,
ö@è%
¨bÎ) ÎAx|¹
Å5Ý¡èSur
y$uøtxCur
ÎA$yJtBur ¬! Éb>u
tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ w y7ΰ
¼çms9
( y7Ï9ºxÎ/ur ßNöÏBé& O$tRr&ur ãA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$#
ÇÊÏÌÈ
Artinya:
Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah)".
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at
Yang Dirahmati Allah Swt.
Qurban sebagai
simbol pengorbanan seorang hamba kepada Allah Swt, sekaligus bentuk ketaatan
dan rasa syukur atas nikmat kehidupan yang diberikan kepada hamba-Nya.
Sebagaimana firman Allah Swt di dalam al-qur’an surah
al-Kautsar [108]:1-3
!$¯RÎ) »oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ cÎ) t¥ÏR$x© uqèd çtIö/F{$# ÇÌÈ
Artinya:
1. Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
3. Sesungguhnya
orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus.
Jika kita maknai hubungan antara
rasa syukur atas nikmat kehidupan dengan berqurban dapat dilihat dari dua sisi.
Pertama, bahwa penyembelihan
binatang tersebut merupakan sarana memperluas hubungan baik terhadap kerabat,
tetangga, tamu dan saudara sesama muslim bahkan syiar bagi kaum non muslim.
Semua itu merupakan wujud kegembiraan dan rasa syukur atas nikmat Allah Swt
kepada manusia, dan inilah bentuk pengungkapan nikmat yang dianjurkan dalam
Islam:
$¨Br&ur ÏpyJ÷èÏZÎ/ y7În/u ô^ÏdyÛsù ÇÊÊÈ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)” QS. Ad-Dhuhaa
[93]: 11.
Kedua, sebagai bentuk pembenaran terhadap
apa yang datang dari Allah Swt, karena Allah menciptakan binatang ternak itu
adalah nikmat yang diperuntukkan bagi manusia, dan mengizinkan manusia
untuk menyembelih binatang ternak tersebut sebagai makanan bagi mereka. Bahkan
penyembelihan ini merupakan salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah Swt,
sesuai arti kata qurban yakni qorib, yang artinya dekat atau pendekatan.
Berqurban
merupakan ibadah yang paling dicintai Allah Swt di hari Nahr, sebagaimana
disebutkan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dari ‘Aisyah RA. bahwa Nabi SAW
bersabda:
“Tidaklah anak
Adam beramal di hari Nahr yang paling dicintai Allah melebihi menumpahkan darah
(berqurban). Qurban itu akan datang di hari kiamat dengan tanduk, bulu dan
kukunya. Dan sesungguhnya darah akan cepat sampai di suatu tempat sebelum darah
tersebut menetes ke bumi. Maka perbaikilah jiwa dengan berqurban”.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at
Yang Dirahmati Allah Swt.
Kata qurban yang
kita pahami, berasal dari bahasa Arab, artinya pendekatan diri, sedangkan
maksudnya adalah menyembelih binatang ternak sebagai sarana pendekatan diri
kepada Allah. Arti ini dikenal dalam istilah Islam sebagai udhiyah. Udhiyah secara bahasa
mengandung dua pengertian, yaitu kambing yang disembelih waktu Dhuha dan
seterusnya, dan kambing yang disembelih di hari ‘Idul Adha. Adapun makna secara
istilah, yaitu binatang ternak yang disembelih di hari-hari Nahr dengan niat
mendekatkan diri (taqarruban) kepada
Allah dengan syarat-syarat tertentu.
Sesuatu yang perlu
diperhatikan bagi umat Islam adalah bahwa berqurban (udhiyah), qurban (taqarrub)
dan berkorban (tadhiyah), ketiganya
memiliki titik persamaan dan perbedaan. Qurban (taqarrub), yaitu upaya seorang
muslim melakukan pendekatan diri kepada Allah dengan amal ibadah baik yang
diwajibkan maupun yang disunnahkan. Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah
berfirman (dalam hadits Qudsi): “Siapa yang memerangi kekasih-Ku, niscaya Aku
telah umumkan perang padanya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku
(taqarrub) dengan sesuatu yang paling Aku cintai, dengan sesuatu yang Aku
wajibkan. Dan jika hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan yang
sunnah, maka Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi
pendengarannya dimana ia mendengar, menjadi penglihatannya dimana ia melihat,
tangannya dimana ia memukul dan kakinya, dimana ia berjalan. Jika ia meminta,
niscaya Aku beri dan jika ia minta perlindungan, maka Aku lindungi” (HR
Bukhari).
Berqurban (udhiyah) adalah salah satu bentuk
pendekatan diri kepada Allah dengan mengorbankan sebagian kecil hartanya, untuk
dibelikan binatang ternak. Menyembelih binatang tersebut dengan
persyaratan yang sudah ditentukan. Sedangkan berkorban (tadhiyah) mempunyai arti yang lebih luas
yaitu berkorban dengan harta, jiwa, pikiran dan apa saja untuk tegaknya
Islam.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at
Yang Dirahmati Allah Swt.
Dalam suasana
dimana umat Islam di Indonesia sedang mengalami beberapa musibah, dan mereka
banyak yang menjadi korban. Maka musibah ini harus menjadi pelajaran berarti
bagi umat Islam. Apakah musibah ini disebabkan karena mereka menjauhi Allah Swt
dan menjauhi ajaran-Nya? Yang pasti, musibah ini harus lebih mendekatkan umat
Islam kepada Allah (taqqarub ilallah).
Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan yang tidak tertimpa
musibah ini dituntut untuk memberikan kepeduliannya dengan cara berkorban
dan memberikan bantuan kepada mereka yang terkena musibah. Dan di antara bentuk
pendekatan diri kepada Allah dan bentuk pengorbanan kita dengan melakukan
qurban penyembelihan sapi dan kambing pada hari Raya ‘Idul Adha dan Hari
Tasyrik.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at
Yang Dirahmati Allah Swt.
Kita tahu bahwa
sejarah berawalnya perintah qurban itu sudah ada sejak Nabi Adam as dan
berlanjut pada Nabi Ibrahim as dengan putranya Ismail as, hal ini dikisahkan
Allah Swt dalam al-qur’an surah al-Shaffat [37]: ayat 102-111:
$¬Hs>sù
x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$#
tA$s%
¢Óo_ç6»t
þÎoTÎ)
3ur& Îû
ÏQ$uZyJø9$#
þÎoTr&
y7çtr2ør& öÝàR$$sù
#s$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»t ö@yèøù$# $tB
ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy
bÎ)
uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎÉ9»¢Á9$#
ÇÊÉËÈ !$£Jn=sù $yJn=ór&
¼ã&©#s?ur
ÈûüÎ7yfù=Ï9
ÇÊÉÌÈ çm»oY÷y»tRur br&
ÞOÏdºtö/Î*¯»t ÇÊÉÍÈ ôs% |Mø%£|¹ !$töä9$#
4 $¯RÎ) y7Ï9ºxx.
ÌøgwU
tûüÏZÅ¡ósßJø9$#
ÇÊÉÎÈ cÎ) #x»yd uqçlm; (#às¯»n=t7ø9$# ßûüÎ7ßJø9$#
ÇÊÉÏÈ çm»oY÷ysùur
?xö/ÉÎ/ 5OÏàtã
ÇÊÉÐÈ $oYø.ts?ur
Ïmøn=tã Îû
tûïÌÅzFy$#
ÇÊÉÑÈ íN»n=y
#n?tã zOÏdºtö/Î) ÇÊÉÒÈ y7Ï9ºxx.
ÌøgwU
tûüÏZÅ¡ósßJø9$#
ÇÊÊÉÈ ¼çm¯RÎ)
ô`ÏB $tRÏ$t6Ïã úüÏZÏB÷sßJø9$#
ÇÊÊÊÈ
Artinya:
Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".Tatkala keduanya telah
berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah
kesabaran keduanya ).Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi Balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami
abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang Kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia
Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
Berdasarkan ayat
tersebut di atas, orang-orang yang berqurban selain berupaya untuk mendekatkan
diri kepada Allah Swt, juga akan mendapatkan hikmah dan pesan spiritual yang terkandung
dalam ibadah qurban di antaranya:
1.
Terbangun
perilaku dan sikap yang demokratis serta terbuka untuk menerima pendapat, hal
ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail, dimana seorang ayah
kendati punya hak untuk menentukan nasib anaknya.
2.
Lahirnya
sikap kepatuhan rela bekorban dan dikorbankan, karena semata-mata mematuhi
perintah Allah Swt.
3.
Menunjukkan
keberhasilan kedua orang tua (Ibrahim dan Siti Hajar), terutama seorang ibu
dalam mendidik anaknya menjadi anak yang taat dan saleh.
4.
Menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia yakni melalui qurban, manusia harus mampu menghilangkan sifat-sifat
kebinatangan yang ada dalam dirinya.
5.
Mengajarkan
pentingnya semangat berkurban atau mau member sesuatu yang bernilai bagi orang
lain untuk kesejahteraan umat.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر
Kaum Muslimin/at
Yang Dirahmati Allah Swt.
Betapa mulia dan
banyaknya hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah qurban, akan tetapi
tidak sedikit pula umat Islam yang enggan bahkan tidak mau sama sekali
berkurban. Hal ini kita lihat dari rasio perbandingan antara jumlah kepala
keluarga atau masyarakat pada setiap desa/kelurahan, tidak sebanding dengan
jumlah hewan yang dikurbankan. Padahal
Allah dan Rasul sudah memberikan teguran keras tentang dampak/akibat
orang-orang yang mampu tapi tidak berkurban di antaranya: Allah membenci dan
bahkan memutus nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita (lihat QS.
al-Kautsar ayat 3), dan juga dalam hadis Rasulullah Saw menegur dengan bunyi:
من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن
مصلانا
“Siapa yang
memiliki kelapangan dan tidak berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami” (HR Ahmad,
Ibnu Majah dan Al-Hakim).
Dari ayat dan
hadis tersebut di atas diharapkan kita umat Islam terbangun kesadaran untuk mau
berkurban, karena ibadah kurban adalah wujud nyata dari bentuk pengabdian kita
kepada Allah Swt, sekaligus upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan
mengambil hati dan simpati dari Allah lewat perintah-Nya kita kerjakan dan
larangan-Nya kita tinggalkan, akan datang rasa ingin mengembangkan sikap
kemanusiaan, rela berkurban untuk kebaikan dan senantiasa peduli terhadap nasib
orang-orang yang kurang beruntung. Demikian khutbah ini disampaikan semoga
bermanfaat untuk kita semua
0 komentar:
Post a Comment